Polda Kalbar - IAIN Pontianak mengadakan
acara Maulidurrasul bersama anak yatim, Tasyakur Akreditas B IAIN Pontianak,
Parade 500 tumpeng daerah. Acara
dilaksanakan di Aula Syech Abdurrani Mahmud IAIN Pontianak Jl. WR. Supratman,
Kota Pontianak, Jumat (11/1/19).
Acara di
hadiri oleh Sekretaris Jendral Kemenag RI Phil Nur kholis Setiawan, Kapolda
Kalbar yang diwakili Irwasda, Kombes Pol Drs. Andi Musa, Forkopimda Prov Kalbar
dan Kota Pontianak, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Kalbar H.Ridwansyah, Civitas
akademika IAIN Pontianak, Kapolresta Kota Pontianak Kombes Pol M Anwar Nasir
dan tamu undangan lainnya
Acara juga
diisi dengan tausiyah Maulid Rasul oleh Sekretaris Jendral Kemenag RI Phil Nur
kholis Setiawan. Anak Panti asuhan Nurul Fauzi dan Nahdatul Surban juga ikut
meramaikan syukuran serta mahasiswa IAIN Pontianak.
Sekretaris
Jendral Kemenag RI Phil Nur kholis mengatakan ada tiga hal yang menjadi
tanggung jawab mengenai pendidikan dalam ruang lingkup Kementrian Agama. Hal
pertama yang menjadi tanggung jawab kementrian agama dalam ruang lingkup
pendididikan yaitu meningkatan akses karena masyakat punya hak untuk memilih
disatuan pendidikan jenjang pendidikan tinggi.
"Kita
lihat dulu saat masih STAIN mahasiswanya paling 3000 orang sekarang sudah
mencapai 9000 orang," ujarnya.
IAIN Pontianak
sekarang tentu akan membutuhkan ruang kuliah baru dan itu tidak mungkin tidak
kita rencanakan dengan baik sehingga menjadi tanggung jawab kami sebagai Sekjen
Kementrian Agama.
"Kita
harus dokumentasikan bahwa kampus kita harus segera kita tambah ruang
perkuliahannya," ujar Nur Kholis.
Hal
selanjutnya yang harus diperhatikan yaitu perbaikan tata kelola, karena apapun
pedidikan harus melahirkan generasi yang baik sehingga tata kelola terkait
dengan kedisiplinan dan budaya akademik terkait akuntabilitas transparani
keuangan juga harus dikembangkan.
"Sehingga
saya bersyukur kata Pak Syarif menyampaikan bahwa kedepan mahasiswa bisa
langsung melakukan pembayaran daftar ulang dengan online menggunakan android
yang akan dimulai dari semester ini," ujarnya.
Selanjutnya
yaitu signifikansi pendidikan tinggi tidak bisa berhenti, tidak boleh stagnan
harus merespon dinamika perkembangan jaman. Orang sekarang menyebut sudah masuk
revolusi industri 4.0, tentu disatu sisi dibidang pendidikan tinggi kita harus
mampu memberikan bekal kepada para mahasiswa dan mahasiswi terkaitan dengan
tantangan di jamannya.
Letak
strategis dari Perguruan Tinggi Negeri Keagamaan di Kementrian Agama disinilah
lembaga orang-orang yang paham terkait substansi ajaran agama terutama ajaran
keislaman.
Penulis
: Cucu Safiyudin, S.Sos, SH, MH
Publish
: Humas Polres Sanggau