Polda Kalbar -
Globalisasi membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Namun kita tidak
dapat menutup mata dengan kencangnya arus globalisasi. Dampak negatif dari
globalisasi adanya pergeseran nilai dan norma yang hidup ditengah masyarakat
transisional.
Demikian
hal tersebut disampaikan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat
Brigadir Jenderal Polisi Dra. Sri Handayani, MH pada acara Peresmian Gereja
Katholik Paroki Santo Mikael di Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang.
Kegiatan terlebih dahulu diawali Misa kudus pada Sabtu pagi, (29/09/2018).
Hadir
dalam kegiatan tersebut Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, para pastor
serta warga masyarakat Kecamatan Jagoi Babang.
Dalam
kesempatan itu juga Wakapolda Kalbar Brigadir Jenderal Polisi Dra. Sri
Handayani, MH yang didaulat untuk menyampaikan pesan kamtibmas mengatakan dan
mengajak umat untuk memuliakan kebesaran tuhan karena pada siang hari ini
diberikan kesehatan, kekuatan dan kesempatan sehingga kita bisa hadir
bersama-sama disini. Situasi Kalbar sampai saat ini kondusif,” ujarnya. Dampak
negatif dari globalisasi adanya pergeseran nilai dan norma yang hidup ditengah
masyarakat transisional, seperti masih adanya penyeludupan dan peredaran
narkoba dari luar maupuan kedalam wilayah Indonesia.
“perlu
saya sampaikan bahwa penyalahgunaan narkoba merupakan pelanggaran hukum dan
dapat diancam dengan pidana, terlebih menjadi bagian dari sindikat peredaran
barang barang terlarang tersebut, ancaman pidana hukuman mati”, ucap Wakapolda.
Ancaman
narkoba bervariasi mulai dari 1 tahun hingga 20 tahun pidana bahkan dikalbar
sudah ada 15 atau 16 orang yang di vonis hukuman mati, bahkan dengan denda
mulai satu juta hingga miliyaran rupiah. “Polda kalbar pada tanggal 18 dan 19
September lalu kembali mengungkap kasus narkoba dengan total barang-bukti
seberat 3,1 Kg Sabu, dengan 8 orang tersangka”, tambahnya.
Begitu
juga terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2019,
Wakapolda Kalbar menghimbau warga agar tetap menjaga stabilitas
kamtibmas, menjaga persatuan dan kesatuan menjelang Pemilu 2019.
“Pemilu
yang berkualitas tidak akan terwujud tanpa adanya stabilitas sosial , politik
dan keamanan yang baik”, sambungnya.
Polda
Kalbar berkomitmen untuk mengawal jalannya pelaksanaan pemilu 2019 ini dengan
menggelar Operasi Kepolisian Mantap Brata Kapuas-2018 mulai 20 September 2018
selama 397 hari kedepan untuk mengamankan tahan-tahapan Pemilu.
Diakhir
sambutannya, Wakapolda Kalbar mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Bengkayang
khususnya Jagoi Babang untuk membiasakan
kritis dalam menyikapi berita-berita hoax, Check, Rechek dan Final Chek
informasi yang didapat.
“Jangan
mudah dipecah, diadu domba oleh berita hoax atau berita-berita yang belum
diketahui kebenarannya. Polri berkomitmen untuk mengejar pelaku penyebar hoax”,
tutup Brigadir Jenderal Polisi Dra. Sri Handayani, MH.
Penulis :
Cucu Safiyudin S.Sos SH MH
Publish :
Humas Polres Sanggau