Polda
Kalbar - Toleransi menjadi bagian
penting dalam tatanan kehidupan. Maka dari itulah, sikap toleran perlu dipupuk
dan dijaga. Berdasarkan hasil penilaian
Setara Institute pada Indeks Kota Toleran (IKT) 2018, bahwa 10 kota dengan skor
tertinggi adalah sebagai berikut, peringkat 1 adalah Kota singkawang dengan
skor 6,513, peringkat 2 Salatiga (6,477), peringkat 3 Pematang Siantar (6,280),
peringkat 4 Manado (6,030), peringkat 5 Ambon (5,960). Sementara peringkat 6 Kota Bekasi (5,890),
peringkat 7 Kupang (5,857), peringkat 8 Tomohon (5,833), peringkat 9 Binjai
(5,830) dan peringkat 10 Surabaya (5,823).
“Tentunya
menjadi tantangan bagi Kota Singkawang kedepan untuk mempertahankan predikat
tersebut. Masyarakat Kota Singkawang
memang sangat unik dan plural. Tidak ada yang dominan di Kota Singkawang, namun
harmonisasi dalam keberagaman yang saling menghargai agama, budaya dan etnis
yang terbungkus dalam Pancasila, NKRI, keberagaman dan Kebhinekaan Tunggal Ika
tetap terpelihara di bumi Indonesia melalui bumi Khatulistiwa,” kata Kepala
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono
SH MH, pada acara Dialog Kebangsaan Bersama Dalam Rangka Memperkuat Singkawang
sebagai kota tertoleran di Indonesia.
Kepala
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono
SH MH menegaskan, segenap personel Polda Kalbar, khususnya Polres Singkawang,
terus berbuat nyata semaksimal demi membantu Pemerintah Kota singkawang untuk
membangun sesuai program yang telah ditetapkan.
“Perlu
saya sampaikan ada 514 personel Polri di Polres Singkawang yang siap menjaga,
mengawal, dan mengiringi pembangunan Kota Singkawang. Tentunya dengan backup
penuh dari Polda Kalbar,” ujar Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat
Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH.
Kepala
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono
SH MH menjelaskan, situasi Kamtibmas di Kota Singkawang secara umum kondusif.
“Ini perlu kita jaga bersama sebagai fondasi yang kuat untuk hidup harmonis di
tengah keberagaman dan perbedaan ras, etnis, agama, bahasa, etnisitas,
identitas diri dan sosial cultureal lainnya yang merupakan kekayaan bersama
bangsa Indonesia,” ucap Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur
Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH.
Adapun
indikator keberhasilannya dapat dirasakan dengan keberhasilan penyelenggaraan
perayaan Tahun Baru Imlek 2019 dan Cap Go Meh di Kota Singkawang yang
berlangsung dengan aman, damai dan sukses.
“Kita
ketahui bersama bahwa saat ini perkembangan kehidupan masyarakat sangat cepat,
arus globalisasi dan nuansa Pemilu 2019 membawa suatu dinamika Kamtibmas
tersendiri. Sebagaimana istilah “crimes is the shadow of civilization”
kejahatan adalah bayangan dari perubahan dan perkembangan masyarakat itu
sendiri,” kata Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal
Polisi Drs Didi Haryono SH MH.
Kepala
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono
SH MH berkata, perkembangan tersebut tentunya membawa dampak positif dan
negatif. Salah satunya adalah penggunaan teknologi dan media, dengan adanya
sistem telekomunikasi yang sudah bisa dakses oleh seluruh lapisan masyarakat
hingga ke pelosok pedesaaan, tentunya informasi sangat cepat diterima oleh masyarakat
itu sendiri.
“Nah,
dalam perspektif kepolisian maka perkembangan tersebut juga dapat menjadi
peluang ataupun kerawanan. Korelasinya dalam nuansa Pemilu 2019, bila di
identifikasi bersama, maka dalam penyelengaraan pesta demokarasi 2019, muncul
permasalahan seperti, penyalagunaan media sosial, isu hoaks, ujaran kebencian
dan cyber crimes,” tutur Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur
Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH.
Sebagaimana
diketahui akhir-akhir ini penggunaan media sosial mengarah kepada ujaran
kebencian dan bentuk-bentuk intoleransi serta informasi palsu (hoaks) menjadi
trending topik yang marak menghiasi jagad media sosial. Hal ini berlangsung
khususnya di situasi politik tertentu, di mana terdapat indikasi adanya persaingan
politik yang dilakukan melalui media sosial.
“Tentu
peran media dalam membentuk sebuah opini kepada civil society, membuat suatu
perubahan dinamika masyarakat saat ini menuntut kita semua berfikir cepat,
cerdas dan tepat untuk menentukan bagaimana situasi ini kita bawa kepada
situasi yang positif,” ucap Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur
Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH.
Perkembangan
zaman boleh saja terjadi. Namun begitu, kita musti tetap berpegang kepada
benteng dan landasan kita sebagai warga negara, yaitu Pancasila, Bhinneka
Tunggal Ika dan UUD 1945 serta NKRI. “Sehingga situasi dan kondisi perubahan
tersebut menjadi sebuah kebaikan bagi kita bersama, masyarakat bangsa dan
negara khususnya di Kalimantan Barat,” ujar Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan
Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH.
Kepala
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono
SH MH menjelaskan, dalam analisis data
Kepolisian kompulir isu hoaks paling banyak masih seputar tentang politik yaitu
sebanyak 91,8 persen, dan dalam kurun dua tahun terakhir ini Polda Kalbar
sendiri telah menangani 56 kasus (tahun 2017; 19 kasus dan tahun 2018; 37
kasus) tindak pidana ITE, tindak pidana kesusilaan, perjudian, sara, hacking
dan ujaran kebencian, ini diakibatkan penggunaan media elektronik dan media
sosial yang tidak bijak. “Marilah kita bersama-sama bersatu untuk memerangi
berita-berita hoax, dan penyalahgunaan medsos,” tutur Kepala Kepolisian Daerah
Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH mengingatkan.
Pesta
demokrasi adalah sebuah nilai besar yang diimplementasikan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, dengan suksesnya serta amannya pesta demokrasi
tersebut secara tidak langsung kita mengajarkan masyarakat terhadap pentingnya
4 pilar kebangsaan (NKRI, UUD 1945, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika) yang
dijadikan pola pikir dan landasan hidup bangsa indonesia.
“Sehingga
dalam menjalankan kehidupannya masyarakat harus memahami pentingnya wawasan
kebangsaan yaitu cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. kesatuan atau integrasi nasional
bersifat kultural dan tidak hanya bernuansa struktural mengandung satu kesatuan
ideologi, kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, dan
kesatuan pertahanan dan keamanan,” kata Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan
Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH.
Pemilu
atau pesta demokrasi tentunya doktrin pesta harus menjadi suatu konsep suka
cita, polarisasi bukan menjadi suatu permasalahan namun layaknya pesta maka
pemilu merupakan ajang kita bersilatuhrahmi.
Bertemu dan bersama-sama menyemarakannya, kesemua itu adalah bertujuan
untuk pembangunan bangsa yang lebih baik.
“Akhirnya,
sebagai putra daerah yang besar di Kota Singkawang, saya merasa bangga melihat
banyak perubahan dan kemajuan di Kota Singkawang, untuk itu mari kita
bersama–sama pemerintah dan seluruh elemen masyarakat mempertahankan nilai –
nilai budaya dan toleransi kehidupan bermasyarakat yang sudah kita bangun. Ini demi menjadikan Kota Singkawang yang kita
cintai ini, menjadi kota terbaik di indonesia, baik dalam toleransi, budaya,
masyarakat serta pembangunannya,” kata Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan
Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH.
Sementara
itu menurut Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Prof Dr
Mohammad Mahfud MD menilai mewujudkan kebangsaan itu melalui toleransi
“Kalau ada
orang beragama namun bermusuhan, maka salah dalam beragama,” ujar Prof Dr Mohammad Mahfud MD. "Demokrasi
yang menentukan jalannya pemimpin yaitu rakyat. Bahkan kita sampaikan bahwa di
Singkawang ini bisa menjadi pengukuran daerah toleransi, sesuai yang
diberlakukan di Kota Singkawang,” ucap
Prof Dr Mohammad Mahfud MD.
Penulis : Cucu Safiyudin MH
Publish : Humas Polres Sanggau