Pontianak, Polda Kalbar - Dalam
rangka mendukung program ketahanan pangan nasional serta menyambut panen raya
jagung, Polda Kalimantan Barat menggelar Rapat Koordinasi Program Ketahanan
Pangan dan Kesiapan Panen Raya Jagung Nasional.
Kegiatan ini berlangsung di Graha
Khatulistiwa, dipimpin langsung oleh Kapolda Kalbar dan dihadiri Gubernur
Kalbar, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kalbar, Wali Kota dan Bupati se-Kalbar,
serta pejabat utama dan seluruh Kapolres jajaran Polda Kalbar, pada Kamis
(15/5).
Rapat koordinasi ini melibatkan
jajaran pimpinan daerah dan lintas sektor, termasuk Kapolda Kalbar, Gubernur
Kalimantan Barat, Kepala Dinas Pertanian Provinsi, seluruh kepala daerah
kabupaten/kota, serta para pejabat utama Polda Kalbar dan seluruh Kapolres
se-Kalimantan Barat.
Gubernur Kalimantan Barat Ria
Norsan menyampaikan bahwa ketahanan pangan merupakan prioritas utama
pembangunan daerah. Berdasarkan Indeks Ketahanan Pangan (IKP) yang mencakup
tiga pilar utama—ketersediaan, akses, dan pemanfaatan pangan-Kalbar menunjukkan
kondisi relatif stabil, meskipun komoditas kedelai masih mengalami defisit.
“Jagung menjadi komoditas
strategis dalam pembangunan pertanian karena produktivitasnya tinggi dan
kegunaannya luas. Pemerintah Provinsi Kalbar, bersama Polri dan Kementerian
Pertanian, telah melaksanakan penanaman jagung serentak sejak Januari 2025 di Bengkayang,
dan menargetkan luas tanam 191.837 hektare di tahun ini-lima kali lipat dari
luas tanam reguler,” ujar Gubernur.
Di kesempatan ini, Kapolda Kalbar
Irjen Pol. Pipit Rismanto mengungkapkan bahwa panen raya jagung akan
dilaksanakan pada bulan Juni 2025, dipusatkan di Kabupaten Bengkayang. Meski
kehadiran Presiden masih tentative, kehadiran Menteri dan Kapolri telah dijadwalkan.
“Polda Kalbar menerapkan prinsip
kerja Responsif, Partnership, dan Solutif dalam mendorong ketahanan pangan.
Kolaborasi dengan dinas pertanian, petani, akademisi, sektor swasta, hingga
media menjadi strategi utama.”, kata Kapolda.
Sebanyak 10.094,44 hektare lahan
telah dikelola bersama petani sejak November 2024 hingga Mei 2025, terdiri dari
7.690,08 ha monokultur dan 2.404,36 ha tumpang sari. Wilayah dengan kontribusi
tertinggi adalah Bengkayang, disusul Ketapang, Landak, dan Sanggau.
“Aplikasi pendukung petani tengah
dikembangkan untuk memantau perkembangan produksi dan distribusi pertanian
secara digital dan transparan,” tambah Kapolda.
Rapat koordinasi ini menandai
sinergi kuat antara kepolisian, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam
mendukung program ketahanan pangan nasional. Harapannya, panen raya jagung yang
akan segera digelar dapat mendorong ekspor hasil pertanian dan menyejahterakan
petani lokal. Polda Kalbar dan seluruh pemangku kepentingan berkomitmen menjaga
keberlanjutan program ini demi swasembada pangan Kalimantan Barat.
“Saya
juga memberikan apresiasi kepada Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri, terutama
peran Bhabinkamtibmas dalam mendampingi petani, memastikan distribusi bantuan
pertanian, dan kesiapan lahan. Dukungan teknis, penyediaan bibit unggul, serta
alat pertanian modern menjadi kunci peningkatan produktivitas jagung dan
kesejahteraan petani,” tutup Gubernur.