Polres Sanggau - Dalam rangka
menciptakan generasi muda yang tangguh, berkarakter, serta memiliki semangat
bela negara, Pondok Pesantren Miftahul Hidayah di Dusun Balai Karangan III,
Desa Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau menjadi lokasi
pelaksanaan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diklatsar) Ressant Hamida
Borneo Angkatan I, pada Rabu, 9 Juli 2025.
Kegiatan ini mendapat
pendampingan langsung dari pihak Polsek Sekayam. PS. Kanit Sabhara Polsek
Sekayam, Aipda Bagiyo, hadir sebagai pemateri sekaligus instruktur pelatihan.
Ia memberikan materi seputar pengamanan dan bela diri dasar yang sangat relevan
untuk mendukung peran peserta dalam menjaga ketertiban dan keamanan di
lingkungan masing-masing.
Dalam pelatihan tersebut, Aipda Bagiyo
menyampaikan teknik pengamanan berbasis tugas kepolisian, meliputi rencana
strategi dan tindakan yang diperlukan untuk menciptakan situasi masyarakat yang
aman dan kondusif. Ia juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas dalam
kegiatan keagamaan, termasuk pengamanan terhadap tokoh-tokoh penting seperti
para Ulama, Kiai, dan jajaran Nahdlatul Ulama (NU).
Selain materi pengamanan, para
peserta juga dibekali teknik bela diri dasar, seperti gerakan tangan (jab,
cross, hook, uppercut), gerakan kaki (tendangan dan kuda-kuda), serta gerak
langkah dasar yang dirancang untuk meningkatkan kekuatan fisik, koordinasi
tubuh, dan kepercayaan diri. Seluruh teknik ini disampaikan secara sistematis
dan aplikatif agar dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
Kapolsek Sekayam, Iptu Junaifi,
SH, saat dimintai keterangan menyatakan bahwa keterlibatan Polsek dalam
kegiatan ini merupakan bentuk nyata sinergi antara kepolisian, pondok
pesantren, dan organisasi masyarakat dalam membangun generasi muda yang
berkualitas.
“Kami mendukung penuh kegiatan
ini karena sejalan dengan misi kami dalam menjaga Kamtibmas dan membentuk
karakter pemuda yang siap berkontribusi positif bagi bangsa dan negara,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa
kegiatan seperti ini merupakan bagian dari dukungan Polri terhadap
program-program Nahdlatul Ulama serta kebijakan pemerintah dalam pengembangan
sumber daya manusia, khususnya di wilayah perbatasan.
“Kami berharap peserta Diklatsar
mampu menjadi pelopor ketertiban dan agen perubahan di lingkungan mereka
masing-masing,” tambah Iptu Junaifi.
Kegiatan Diklatsar ini pun
disambut antusias oleh para peserta dan pihak pondok pesantren. Selain menambah
wawasan dan kemampuan fisik, mereka juga merasa lebih siap untuk menjadi bagian
dari garda terdepan dalam menjaga nilai-nilai keagamaan dan sosial yang moderat
dan toleran.
Dengan
pelatihan ini, diharapkan terjalin kolaborasi yang lebih erat antara lembaga
pendidikan keagamaan dan institusi kepolisian dalam membina generasi muda yang
religius, nasionalis, dan memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya menjaga
ketertiban masyarakat. (Dny Ard / Hms Res Sgu)