Polres Sanggau - Dalam menghadapi
potensi meningkatnya curah hujan dan ancaman bencana hidrometeorologi, Polres
Sanggau menggelar Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi di
halaman Mapolres Sanggau, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Rabu (5/11/2025)
pagi.
Apel yang dimulai sekitar pukul
07.30 WIB itu dipimpin langsung oleh Kabag Ops Polres Sanggau, AKP PSC Kusuma
Wibawa, S.H., M.AP., selaku Inspektur Upacara. Kegiatan ini diikuti oleh
berbagai unsur Forkopimda dan stakeholder penanggulangan bencana di Kabupaten
Sanggau.
Hadir dalam kegiatan tersebut
antara lain Plt. Kepala BPBD Kabupaten Sanggau, Budi Darmawan, S.TP., M.M.,
Kasat Pol PP Kabupaten Sanggau Suhendra, Danki Brimob Sanggau IPDA Flayianus
Hengki, S.E., perwakilan Kodim 1204/Sgu, Yon TP 833/BD, Dinas Perhubungan,
Dinas Kehutanan, serta perwakilan instansi terkait lainnya.
Dalam apel tersebut, Kabag Ops
Polres Sanggau membacakan amanat Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit
Prabowo, M.Si., yang menekankan pentingnya kesiapan personel dan sarana
prasarana dalam menghadapi ancaman bencana alam di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Kapolri, kegiatan apel
kesiapan ini diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia sebagai bentuk
pengecekan kesiapan sumber daya dan sinergisitas lintas sektor dalam menghadapi
potensi bencana yang meningkat akibat perubahan cuaca ekstrem.
“Bencana alam merupakan tantangan
global yang memerlukan kewaspadaan tinggi dari seluruh elemen bangsa,” bunyi
amanat Kapolri yang disampaikan AKP Kusuma Wibawa. “Indonesia menempati posisi
ketiga negara dengan potensi bencana tertinggi di dunia, karena berada di
kawasan Cincin Api Pasifik.”
Data dari BNPB hingga Oktober
2025 menunjukkan, telah terjadi lebih dari 2.600 bencana di Indonesia, di
antaranya banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, dan kebakaran hutan. Ribuan
warga terdampak dan ratusan fasilitas umum mengalami kerusakan.
Kapolri menekankan bahwa dampak
bencana tidak hanya menimbulkan kerugian fisik, tetapi juga trauma psikologis
dan gangguan sosial ekonomi masyarakat. Karena itu, langkah mitigasi harus
dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.
BMKG mencatat bahwa hampir 44
persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, dengan puncak diperkirakan
terjadi antara November 2025 hingga Januari 2026. Kondisi ini berpotensi
menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin
puting beliung.
Selain itu, fenomena La Nina
diprediksi akan mulai terjadi pada November 2025 hingga Februari 2026. Meskipun
dalam kategori lemah, La Nina tetap berpotensi meningkatkan curah hujan di atas
normal, terutama di wilayah Kalimantan, Sulawesi Selatan, Jawa, dan Nusa
Tenggara.
“Kecepatan dan ketepatan respons
adalah kunci keberhasilan dalam penanganan bencana. Karena itu, seluruh jajaran
harus siaga dan mampu berkoordinasi dengan cepat bersama pemerintah daerah dan
stakeholder terkait,” lanjut AKP Kusuma Wibawa dalam amanatnya.
Kapolri juga mengingatkan
pentingnya sinergi antar lembaga seperti TNI, BNPB, Basarnas, PMI, BMKG, dan
pemerintah daerah agar proses mitigasi, tanggap darurat, hingga pemulihan dapat
dilakukan secara terpadu dan tepat sasaran.
Dalam kesempatan tersebut, Kabag
Ops Polres Sanggau juga menekankan pesan moral Presiden Prabowo Subianto, yang
menyatakan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi rakyat
dari seluruh bentuk ancaman, termasuk bencana alam.
“Negara harus hadir di setiap
situasi, terutama dalam masa sulit,” tegas AKP Kusuma Wibawa. “Penanggulangan
bencana bukan sekadar tugas kedinasan, melainkan juga panggilan kemanusiaan.”
Melalui apel ini, Polres Sanggau
berkomitmen meningkatkan kesiapsiagaan seluruh personel, peralatan evakuasi,
kendaraan operasional, serta logistik pendukung agar dapat digerakkan kapan pun
dibutuhkan.
Selain itu, kegiatan simulasi
tanggap darurat bencana juga akan terus dilakukan secara berkala untuk
meningkatkan kemampuan dan kesiapan personel dalam menghadapi berbagai
kemungkinan di lapangan.
“Kami ingin memastikan bahwa
setiap anggota memahami prosedur evakuasi, penyaluran bantuan, hingga
penanganan pasca bencana,” ujar Kabag Ops Polres Sanggau.
AKP Kusuma Wibawa menambahkan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama masyarakat untuk saling membantu, waspada, dan proaktif dalam menghadapi potensi bencana.
“Apel kesiapan ini menjadi bentuk
sinergi nyata antara aparat keamanan, instansi pemerintah, dan masyarakat.
Semua pihak harus siap siaga agar dampak bencana bisa diminimalkan,” katanya.
Melalui kegiatan ini, Polres
Sanggau berharap semangat gotong royong dan kolaborasi seluruh elemen dapat
terus terjaga, demi terciptanya masyarakat yang tangguh dan berdaya dalam
menghadapi ancaman bencana.
Apel
kesiapan tanggap darurat bencana hidrometeorologi ini menjadi bukti nyata bahwa
Polres Sanggau dan seluruh pemangku kepentingan siap siaga melindungi
masyarakat dari berbagai potensi ancaman cuaca ekstrem di penghujung tahun
2025. (Dny Ard / Hms Res Sgu)



