Polda Kalbar - Sepanjang 2018, kasus ujaran kebencian atau hate speech meningkat di Kalimantan Barat.
Data Kepolisian Daerah Kalimantan Barat berjumlah 37 laporan. Hal itu mengalami
peningkatan dari tahun 2017 yang berjumlah 19 laporan. Artinya mengalami peningkatan
94 persen.
“Ini nyaris seratus persen kasus ujaran
kebencian. Rata-rata yang dilaporkan akibat dampak media sosial. Mereka tidak
terima, akhirnya melaporkan kepada kami,” kata Kepala Kepolisian Daerah
Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH seusai menghadiri Upacara Gelar Operasi
Gaktib dan Yustisi Polisi Militer di
depan Markas Polisi Militer Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura Jalan Rahadi
Usman No.1, Kota Pontianak, Jumat, 8 Februari 2019.
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat
Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH mengaku perihatin atas kasus ujaran kebencian
itu. Karena, sebenarnya media sosial itu jika digunakan dengan baik dan benar
tentu akan berdampak positif.
“Melek media sosial itu bukan malah menyebarkan
informasi bohong. Ini malah berdampak negatif. Sangat disayangkan. Marilah
bijak menggunakan media sosial,” ujar Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat
Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH, mengingatkan kepada siapapun
yang menggunakan media sosial.
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat
Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH kembali mengingatkan, kepada
jajaran harus menjadi contoh di tengah masyarakat. Caranya adalah memberitahu
dan diskusi bersama di semua kalangan masyarakat.
“Polsek kami kedepankan, Peran
Bhabinkamtibmas menjadi ujung tombak di tengah-tengah masyarakat. Para personel
Bhabinkamtibmas inilah diharapkan dapat memberikan perubahan berarti. Ingat,
menjadi anggota Polisi itu mengayomi, melindungi, melayani. Bukan dilayani,”
ujar Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs
Didi Haryono SH MH menegaskan.
Kepolisian Daerah Kalimantan Barat
Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH menegaskan menebut, polisi di
era demokrasi menghadapi ekskalasi tantangan dalam setiap zaman. Polisi pun
diharuskan bertindak progresif kontekstual yang hanya bisa dilakukan bila ada
upgrading skill, attitude, knowledge, experiental.
“Saat ini kita berada pada era
globalisasi, lahirnya dunia baru cyber space atau dunia maya yang menyebabkan
terjadinya revolusi dalam berbagai bidang kehidupan. Terpenting dalam
pengelolaan interaksi dunia maya ialah penyiapan sumber daya manusia yang
kapabel untuk menghadapi dan menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi. Lantas, siapa harus menyiapkan dan membangun
budaya dan peradaban polisi yang profesional untuk menghadapi masa depan yang
lebih berat? Kita!,” kata Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Inspektur
Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH menegaskan.
Kepala Staf Komando Daerah Militer
XII/Tanjungpura, Brigadir Jenderal TNI Alfret Denny D Tuejeh, mengatakan, dalam
mengantisipasi meningkatnya kejahatan media sosial dan media elektronik,
prajurit POM TNI harus mampu mengikuti perkembangan teknologi.
Hal ini bertujuan untuk mencegah dan
menindak kejahatan dimaksud, guna membentengi pengaruh negatif media sosial,
serta menjaga nama baik TNI dari penyebaran berita bohong atau hoaks.
“Pelaksanaan operasi Gaktib dan operasi
Yustisi harus pula dikembangkan ke arah peningkatan profesional prajurit dan
subjek hukum melalui upaya edukasi. Esensi operasi ini adalah proses
berkelanjutan dari upaya pencegahan dan penyelesaian pelanggaran hukum bagi
prajurit dan PNS TNI. Hal ini harus diwujudkan, baik perorangan maupun
kesatuan, sesuai dengan tema operasi
Gaktib tahun 2019 “Dengan Operasi Gaktib
TA 2019, Polisi Militer berkomitmen meningkatkan Disiplin, ketaatan hokum,
dedikasi dan loyalitas prajurit, dalam mendukung Tupok TNI guna mewujudkan
bersama rakyat TNI kuat,” kata Kepala Staf Komando Daerah Militer
XII/Tanjungpura, Brigadir Jenderal TNI Alfret Denny D Tuejeh.
Kepala Staf Komando Daerah Militer
XII/Tanjungpura, Brigadir Jenderal TNI Alfret Denny D Tuejeh berharap, pemahaman dan kepatuhan atas hukum serta
aturan yang berlaku, laksanakan sinergi dan kerjasama yang baik dengan
stakeholder lainnya. Pegang teguh
komitmen netralitas TNI sehingga pesta demokrasi berjalan dengan aman, lancar,
damai dan sukses. Sikapi secara cerdas setiap perkembangan yang ada, termasuk
hoaks, upaya adu domba, provokasi, penyalahgunaan media sosial dan cyber. Para
komandan satuan memberikan dukungan penuh demi suksesnya penyelengaraan operasi
ini. Pelihara dan tingkatkan kemanunggalan dengan rakyat agar terwujud
Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkedaulatan.
Untuk informasi, pada Upacara Gelar
Operasi Gaktib dan Yustisi Polisi Militer ini dihadiri oleh Kepolisian Daerah
Kalimantan Barat Inspektur Jenderal Polisi Drs Didi Haryono SH MH, Wakil
Gubernur Kalimantan Barat Drs H Ria Norsan MM MH, Danlanud Supadio, Danlanal
XII/Pontianak, Komandan Korem 121/Abw, Staf Ahli Pangdam XII/Tanjungpura, para
Asisten Kasdam XII/Tanjungpura, Para Kabalakdam XII/Tanjungpura, Komandan
Brigif 19/Kh, para Kapolres se-Kalimantan Barat, Kajari Kalbar, Kadishub
Provinsi Kalbar, Kepala Satpol PP Provinsi Kalbar, Kepala BNN Provinsi Kalbar
dan Muspida Pontianak.
Penulis : Cucu Safiyudin MH
Publish : Humas Polres Sanggau