Polres Sanggau - Puluhan
orang dengan membawa kayu dan batu tiba - tiba mendatangi kantor KPU.
Kedatangan mereka guna mendesak KPU melakukan pemungutan suara ulang. Mereka
menilai, Pemilu 2019 penuh kecurangan. Masa yang sudah terlihat beringas
langsung melempari petugas dari Kepolisian Polres Sanggau yang stand by di
kantor KPU.
Sempat
terjadi keributan di lokasi tersebut. Untuk membubarkan masa, Polres Sanggau
menerjunkan tim Sabara. Dengan peralatan water canon dan tembakan gas air mata,
masa akhirnya berhasil di halau.
Peristiwa
tersebut terjadi dalam sebuah simulasi pengamanan pemilu 2019 yang di gelar
Polres Sanggau di kompleks taman sabang merah Kelurahan Bunut Kecamatan Kapuas,
Selasa (9/4/2019). Simulasi tersebut melibatkan TNI, Sat Pol PP, Linmas, KPPS,
TRC/Tagana, Senkom dan sejumlah tokoh organisasi kepemudaan lainnya. Diwaktu
yang sama, juga digelar simulasi pemungutan hingga penghitungan suara.
Hadir
dalam kesempatan tersebut, Kapolres Sanggau AKBP Imam Riyadi, Sekda Sanggau Al
Leysandri, Ketua KPU Sanggau Martinus Sumarto, Komisioner Bawaslu Sanggau Fredy
Nazri, Kepala BNNK Sanggau AKBP. Ngatya, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II
Sanggau, Tjatur Sumardiyanto, Pasilog Kapten Arm. Dulloh,. Dansub Pom XII/1-2
Sanggau Kapten. Cpm Fatrahrozih Junibarkah, partai politik, dan sejumlah tokoh
masyarakat dan kepemudaan di Kabupaten Sanggau.
Kapolres
Sanggau AKBP Imam Riyadi menegaskan, Polri bersama TNI siap mengamankan Pemilu
2019 di Kabupaten Sanggau. Kekuatan yang akan diturunkan untuk pengamanan
pemilu yakni 2/3 dari kekuatan Polres atau kurang lebih 500 personel, ditambah
Polda 600 personel dan dari TNI.
“Ini
modal besar kita, dan yang paling utama sebetulnya sinergitas tadi,” ujarnya
usai menjadi inspektur upacara dalam Apel Besar Linmas, Simulasi Pemungutan
Suara dan Pengamanan Pemilu 2019 tersebut, Selasa (9/4).
Kapolres
menyebut, partisipasi masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam upaya mewujudkan
keamanan dan ketertiban.
“Ini
(partisipasi masyarakat) yang menjadi kunci bagaimana kita bisa mewujudkan
pemilu damai, aman, tertib dan kondusif. Partisipasi masyarakat juga sangat
menentukan,” ujarnya.
Menurut
Kapolres, Pemilu 2019 memiliki kekhasan dan merupakan pemilu serentak pertama
di dunia, dimana masyarakat bisa langsung memilih calon pemimpin nasional,
calon anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
“Ini
menjadi hal yang sangat rumit, karena pertama kali dilakukan. Tentu kita
melakukan pemetaan-pemetaan berdasarkan evaluasi Pilkada tahun lalu. Kita tahu
bahwa tahun lalu ada 40 TPS yang terjadi salah pembagiannya, sehingga
membutuhkan waktu untuk mengembalikan surat suara yang lebih ada di TPS lain.
Jangan sampai hal serupa terulang kembali,” katanya.
Termasuk,
lanjut Imam, pelanggaran-pelanggaran yang masih terjadi. Kapolres mencontohkan
pemilihan yang diwakilkan saat Pilkades Serentak tahun 2018 lalu yang berdampak
pada digelarnya pemilihan ulang.
“Pemetaan
ini, mulai Pilkada, Pilkades menjadi acuan kami, sehingga pemetaan kerawanan di
Pemilu 2019 betul-betul kita lakukan antisipasi. Antisipasinya bagaimana, kita
bekerjasama dengan stakeholder yang ada,” pungkasnya.
Menurut
Kapolres, dari rangkaian simulasi yang sudah dilakukan bisa memberikan solusi,
paling tidak memberi pemahaman dari petugas pengamanan, petugas pengawas maupun
penyelenggara pemilu. “Apabila terjadi pelanggaran, semua petugas sudah
terjalin sinergitas, sehingga tahu apa yang harus diperbuat. Kalau tidak
sinergis, berdiri sendiri-sendiri, saya yakin ini akan menjadi hambatan,”
imbuhnya.
Terkait
pola pengamanan, dijelaskan Imam, sudah petakan, ada rawan I, rawan II dan
rawan III.
“Apalagi kita juga lihat karakteristik Kabupaten Sanggau yang begitu luas, kita sudah memetakan kurang lebih 35 TPS rawan III yaitu rawan geografis. Ini tentunya menjadi perhatian, menjadi prioritas kami, perlu penebalan-penebalan. Daerah yang sulit dijangkau menjadi prioritas kami,” timpalnya.
“Apalagi kita juga lihat karakteristik Kabupaten Sanggau yang begitu luas, kita sudah memetakan kurang lebih 35 TPS rawan III yaitu rawan geografis. Ini tentunya menjadi perhatian, menjadi prioritas kami, perlu penebalan-penebalan. Daerah yang sulit dijangkau menjadi prioritas kami,” timpalnya.
Untuk
kategori rawan I (kriminalitas) dan rawan II (konflik sosial), Kapolres
menegaskan, Kabupaten Sanggau relatif kondusif. “Inilah bentuk kesiapan kita,
kita tunjukkan pada siang hari ini (kemarin, red). Kita sudah all out,
bagaimana tadi simulasi yang kita gelar, itulah sedikit gambaran. Jadi, TNI
Polri sudah siap, dan lapisan masyarakat tadi bisa kita lihat dari Linmas dan
tokoh-tokoh masyarakat juga hadir, itu bentuk keseriusan, kesiapan kita,”
terangnya.