Ambarawa -
Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Direktorat Tindak Pidana terhadap
Perempuan dan Anak (Dit Tipid PPA) serta Pencegahan dan Pemberantasan
Perdagangan Orang (PPO) Bareskrim Polri menyelenggarakan kegiatan kampanye
"Rise N Speak" di SMAN 1 Ambarawa, Jawa Tengah, pada Selasa (22/4).
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran dan keberanian siswa-siswi
untuk berbicara dan bertindak melawan kekerasan.
Direktur
PPA dan PPO yang juga merupakan alumni SMAN 1 Ambarawa angkatan 1991
menyampaikan pesan penuh semangat dalam sambutannya.
“Saya
berdiri di sini bukan hanya sebagai pejabat Polri, tapi sebagai alumni dari
sekolah ini. Kembali ke SMA ini adalah kehormatan dan momen emosional yang
tidak bisa saya jelaskan dengan kata-kata,” ujarnya.
Dalam acara
yang bertajuk “Berani Bicara, Selamatkan Sesama”, Direktur menegaskan
pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari
kekerasan. Ia mengajak seluruh civitas akademika untuk bersama-sama menjadi
pelindung bagi anak dan kelompok rentan.
“Program
Rise N Speak menyasar siswa, guru, dan masyarakat untuk berani bicara jika
terjadi kekerasan, dan lebih penting lagi, mencegah kekerasan sejak dini,” tegasnya.
Ia juga
menekankan bahwa keberanian berbicara bukanlah bentuk kenakalan, melainkan
tanda empati dan kepedulian. “Berani bicara itu bukti berani, bukan nyinyir
tapi peduli empati,” ungkapnya.
Kegiatan
ini juga menjadi wadah edukasi mengenai regulasi yang mengatur pencegahan
kekerasan di lingkungan satuan pendidikan, termasuk amanat Permendikbudristek
No. 46 Tahun 2023. Para guru diimbau menjadi garda terdepan dalam menciptakan
sekolah yang aman dan ramah.
Kepada para
siswa, Direktur berpesan agar menjadi generasi yang aktif mencegah kekerasan
dan bijak dalam bertindak, baik di dunia nyata maupun digital. “Tindakan kecil
kalian hari ini bisa menyelamatkan masa depan seseorang,” katanya.
Di akhir
sambutannya, ia mengajak seluruh pihak untuk menjadikan SMAN 1 Ambarawa sebagai
sekolah bebas kekerasan. “Mari kita jadikan SMAN 1 tercinta ini sebagai tempat
yang aman dari kekerasan dan menyenangkan, bukan tempat yang menakutkan atau
memicu trauma,” pungkasnya.
Acara
ini turut didukung oleh Polres Semarang dan mendapatkan apresiasi tinggi dari
pihak sekolah serta para siswa yang mengikuti kegiatan dengan antusias.