Polres Sanggau - Dalam upaya
memperkuat sinergi lintas sektor guna menanggulangi peredaran dan
penyalahgunaan narkoba di wilayah pesisir dan perbatasan negara, Badan
Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) bersama Pemerintah Kabupaten
Sanggau menggelar Rapat Kerja Sinergi Program Stakeholder Penanganan Narkoba
pada Kamis (3/7/2025), bertempat di Ruang Pertemuan Babai Cinga, Kantor Bupati
Sanggau.
Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB
dan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari tingkat pusat hingga
daerah. Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Sanggau Drs. Yohanes Ontot,
M.Si, Kepala BNN Kabupaten Sanggau Rudolf Manimbun, S.T., M.M., Kasat Narkoba
Polres Sanggau Iptu Eko Aprianto, S.Sos., serta jajaran dari Direktorat
Pemberdayaan Alternatif BNN RI dan perwakilan lintas instansi seperti Imigrasi
Entikong, Satpol PP, DinsosP3AKB, Dinas Kesehatan, Disperindagkop dan UM,
hingga Forkopimcam dan perangkat desa di Kecamatan Entikong dan Sekayam.
Rapat kerja ini diinisiasi oleh
BNN sebagai bentuk keseriusan dalam menghadapi kompleksitas permasalahan
narkoba, khususnya di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia. Fokus utama rapat
adalah memperkuat koordinasi antarlembaga, membangun strategi kolaboratif,
serta meningkatkan efektivitas pencegahan dan pemberdayaan masyarakat sebagai
garda terdepan.
Direktur Pemberdayaan Alternatif
BNN RI Brigjen Pol. Drs. Edi Swasono, M.M., dalam paparannya menjelaskan bahwa
pemberdayaan masyarakat menjadi pilar penting dalam strategi nasional P4GN.
Upaya ini dilaksanakan melalui
pelatihan, pengembangan UMKM, serta peningkatan kapasitas masyarakat lokal agar
tidak mudah terjerat dalam pusaran narkoba.
Bupati Sanggau dalam paparannya
memberikan gambaran komprehensif mengenai karakteristik wilayah perbatasan yang
rentan terhadap peredaran gelap narkoba.
Ia menyoroti aspek geografis,
keterbatasan ekonomi, hingga akses pendidikan yang terbatas sebagai faktor
pendorong kerawanan. Berdasarkan hasil pemetaan, sejumlah desa di Kecamatan
Entikong dan Sekayam dikategorikan sebagai wilayah rawan hingga sangat rawan
narkoba.
Lebih lanjut, Bupati menegaskan
bahwa isu narkoba telah diintegrasikan dalam RPJMD Kabupaten Sanggau melalui
kebijakan sektoral dan sinergi antar-perangkat daerah. Ia mencontohkan peran
aktif Dinas Pertanian, DPM Pemdes, Disdikbud, dan Dinkes yang turut menyasar
desa-desa rawan melalui pendekatan lintas sektor.
Salah satu program unggulan yang
menjadi perhatian adalah penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk desa rawan
narkoba.
RAD ini mencakup program
pemberdayaan berbasis potensi lokal, pengembangan UMKM, peningkatan pariwisata
desa, serta pelatihan keterampilan bagi generasi muda dan masyarakat rentan.
Langkah ini diyakini mampu menekan angka penyalahgunaan narkoba sekaligus
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Dengan visi jangka panjang,
Pemerintah Kabupaten Sanggau bertekad mewujudkan wilayah perbatasan yang bebas
narkoba. Komitmen ini sejalan dengan upaya nasional dalam menciptakan
masyarakat yang produktif, mandiri, dan sejahtera tanpa ancaman narkotika. Sinergi
antarinstansi dan keberpihakan pada masyarakat menjadi kunci sukses dalam
implementasi strategi ini.
Dalam sesi diskusi, beberapa
perangkat desa menyampaikan langsung tantangan di lapangan, seperti minimnya
akses rehabilitasi, keterbatasan informasi tentang bahaya narkoba, serta
pengaruh budaya lintas batas. Hal ini menjadi masukan penting bagi BNN dan pemangku
kebijakan dalam merancang program berbasis kebutuhan riil masyarakat.
Usai kegiatan, Kasat Narkoba
Polres Sanggau, Iptu Eko Aprianto, S.Sos., menjelaskan bahwa Polres Sanggau
terus memperkuat fungsi deteksi dini dan penindakan terhadap jaringan
narkotika, khususnya di wilayah Entikong dan Sekayam yang menjadi jalur
perlintasan strategis.
“Kami berkomitmen tidak hanya
pada aspek penegakan hukum, tetapi juga mengedepankan pendekatan humanis
melalui edukasi dan pembinaan kepada masyarakat. Sinergi bersama BNN dan Pemkab
menjadi pondasi utama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan bersih dari
narkoba,” tegasnya.
Rapat kerja ini tidak hanya
menjadi ruang koordinasi, tetapi juga momentum menyatukan visi dan misi seluruh
stakeholder.
Diharapkan
hasil rapat ini mampu melahirkan langkah nyata dan berkelanjutan dalam
menjadikan wilayah perbatasan Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Sanggau,
sebagai benteng terakhir dalam melawan peredaran narkoba lintas negara. (Dny Ard / Hms Res Sgu)