Polres Sanggau - Dalam upaya
mendukung program nasional ketahanan pangan dan meningkatkan ketersediaan
komoditas strategis, Polres Sanggau menggelar Rapat Koordinasi bersama instansi
terkait untuk membahas Cadangan Jagung Pemerintah (CJP).
Rapat yang berlangsung di ruang
PPKO Polres Sanggau ini dipimpin langsung oleh Kapolres Sanggau AKBP Sudarsono,
S.I.K., M.Si dan dihadiri oleh berbagai unsur dari pemerintah daerah, Bulog,
penyuluh pertanian, serta perangkat Polres.
Dalam sambutannya, Kapolres
Sanggau menegaskan bahwa penguatan sektor pertanian, khususnya budidaya jagung,
merupakan tanggung jawab bersama lintas sektor.
“Kami di Polres Sanggau tidak
hanya fokus pada keamanan, tetapi juga turut aktif dalam mendukung ketahanan
pangan. Ini merupakan amanat Presiden RI yang harus kita implementasikan
bersama,” ungkap AKBP Sudarsono.
Kapolres menguraikan bahwa saat
ini Polres Sanggau telah melaksanakan penanaman jagung tahap pertama, dan
sedang mempersiapkan penanaman tahap kedua. Bahkan, setiap Polsek di jajaran
telah melaksanakan penanaman jagung di lahan seluas satu hektar.
Hasil panen
bulanan ini diarahkan untuk mendukung ekspor ke negara tetangga seperti
Malaysia, dengan potensi ekspor mencapai 100 hingga 500 ton per bulan.
“Jagung menjadi peluang ekonomi
baru bagi masyarakat. Untuk itu, kami mendorong perubahan mindset petani, dari
hanya menanam padi menjadi juga menjadikan jagung sebagai komoditas utama,”
ujar AKBP Sudarsono.
Ia juga menyampaikan bahwa saat
ini telah dibentuk koperasi sebagai wadah penampungan hasil panen, serta adanya
gudang jagung di wilayah Simpang Tanjung, Kecamatan Tayan Hulu.
Sementara itu, Kepala Dinas
Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perikanan (DKPTPHP)
Kabupaten Sanggau, Kubin, SP, M.Si menyampaikan apresiasi atas inisiatif Polres
Sanggau yang aktif di lapangan.
Menurutnya, penguatan kerja sama
antar instansi sangat penting untuk menyiapkan data akurat, menyalurkan bibit
yang tepat, serta memfasilitasi distribusi Alsintan dan pupuk kepada petani.
Kubin menambahkan, tantangan
utama dalam budidaya jagung terletak pada mindset petani yang masih
memprioritaskan padi dan kelapa sawit. Selain itu, permasalahan kualitas bibit,
pemasaran hasil panen, serta gangguan hama juga menjadi fokus perhatian
pihaknya.
“Kami mendukung penuh perubahan
pola tanam dan penguatan kelembagaan petani agar produksi dan pemasaran jagung
semakin optimal,” katanya.
Kabid Tanaman Pangan DKPTPHP,
Yusmayani, S.P turut menggarisbawahi bahwa sinergi antara penyuluh pertanian
(PPL) dan Polsek di tingkat desa sangat strategis.
“Keterbatasan anggaran memang
menjadi hambatan, namun dengan kerja sama yang solid, kita bisa mengubah
tantangan menjadi peluang,” jelasnya.
Dari sisi penyedia dan penampungan hasil, Kepala Bulog Cabang Sanggau Ahmad Aminudin menjelaskan bahwa kuota penyimpanan jagung untuk Kabupaten Sanggau saat ini sebesar 100 ton, dari total 5.000 ton untuk Provinsi Kalbar.
Ia menyampaikan bahwa jagung yang
diserap Bulog harus memenuhi standar kadar air maksimal 14% dan bebas
aflatoksin.
Bulog juga membuka peluang bagi
kelompok tani atau koperasi yang ingin menjadi vendor resmi. Syaratnya mencakup
dokumen legal seperti KTP, NIB, NPWP, dan surat rekomendasi dari Pemda
setempat.
“Kami siap menyerap jagung hasil
petani jika kualitasnya sesuai. Bahkan jika kebutuhan meningkat, kami akan
ajukan tambahan kuota ke provinsi dan pusat,” jelas Aminudin.
Dalam rapat tersebut, AKBP
Sudarsono juga memberikan beberapa arahan penting. Di antaranya, agar dilakukan
pemetaan data Calon Petani dan Calon Lahan (CPCL) yang akurat, pengadaan pupuk
bersumber dari dana desa, serta penanaman jagung secara serentak di wilayah
Polsek jajaran.
Ia juga menekankan pentingnya
sosialisasi bertani modern dengan memanfaatkan Alsintan yang tersedia.
“Petani kita harus menjadi
mandiri dan tidak terus bergantung pada bantuan. Kita sudah membuktikan bahwa
dengan kebersamaan dan kemauan, kita bisa menghasilkan. Harapan kami, hasil
jagung dari Sanggau bukan hanya untuk konsumsi lokal, tetapi bisa menembus
pasar internasional,” tegas Kapolres.
Rapat koordinasi ini juga
mencatat sejumlah rekomendasi strategis, seperti pembentukan koperasi pengelola
pupuk di Kecamatan Parindu, Tayan Hulu, dan Sekayam, serta pemanfaatan momentum
adat atau perayaan seperti Gawai Dayak untuk menyosialisasikan penanaman jagung
secara massif.
Kegiatan yang berlangsung selama
lebih dari dua jam ini berjalan dengan tertib dan kondusif. Semua peserta
sepakat untuk menyatukan langkah dan menyusun strategi implementatif dalam
mendukung ketahanan pangan nasional melalui penguatan cadangan jagung pemerintah
di wilayah Kabupaten Sanggau.
Rapat ini menjadi bukti nyata
sinergi antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam
menyukseskan program strategis nasional.
Seiring dengan itu, AKBP
Sudarsono menegaskan komitmen Polres Sanggau untuk terus berada di garis depan,
tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga mendorong kesejahteraan masyarakat
melalui sektor pertanian.
“Ini
bukan tugas satu pihak, ini gerakan bersama. Ketahanan pangan adalah fondasi
ketahanan negara. Sanggau harus jadi contoh bagi daerah lain, bahwa Polri dan
masyarakat bisa bersinergi demi masa depan bangsa,” pungkas Kapolres Sanggau. (Dny
Ard / Hms Res Sgu)