Cirebon
- Pondok Buntet Pesantren kembali meneguhkan dirinya sebagai salah satu pilar
ketahanan moral dan pendidikan nasional melalui peringatan Puncak Haul
Al-Marhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren Cirebon 1447 H / 2025 M,
yang digelar Sabtu malam (2/8).
Kegiatan
tahunan yang telah menjadi tradisi lintas generasi ini dihadiri oleh ribuan
santri, alumni, tokoh ulama, serta pejabat negara, termasuk Kapolri Jenderal
Polisi Listyo Sigit Prabowo. Kehadiran pucuk pimpinan kepolisian negara
tersebut menjadi simbol penghormatan institusi negara terhadap warisan
keilmuan, spiritualitas, dan peran sosial pesantren.
Pondok
Buntet Pesantren, yang berdiri sejak abad ke-18 oleh tokoh ulama Keraton
Kanoman Cirebon, Kyai Muqoyim, dikenal sebagai pesantren yang mengintegrasikan
pendidikan salaf dan modern.
Lebih
dari 65 pondok dan lembaga pendidikan formal berada di bawah naungan Yayasan
Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet, menjadikannya salah satu lembaga
pendidikan Islam paling komprehensif di Indonesia.
Ketua
Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel
Ebenezer, dan Ketua MPR RI H. A. Muzani turut hadir memberikan sambutan dalam
acara yang sarat nilai spiritual dan nasionalisme ini.
Dalam
pengajiannya, KH. Marzuqi Mustamar menyampaikan pentingnya menjaga warisan
keilmuan pesantren dan terus membumikan Islam yang rahmatan lil ‘alamin di
tengah tantangan globalisasi dan digitalisasi.
Lebih
dari sekadar lembaga pendidikan, Pondok Buntet Pesantren hadir sebagai
institusi penjaga nilai, pembentuk karakter bangsa, dan penyeimbang dalam
kehidupan masyarakat. Kurikulum yang mengajarkan tafsir, hadits, fiqih,
tasawuf, serta pendidikan umum dari TK hingga perguruan tinggi, menjadi bukti
komitmen pesantren dalam menyiapkan generasi yang tidak hanya alim, tetapi juga
unggul dan kritis dalam menjawab tantangan zaman.
Dalam
sambutannya, Ketua YLPI Buntet Pesantren KH. Adib Rofiuddin Izza menyampaikan
rasa terima kasih mendalam atas perhatian dan dukungan nyata dari berbagai
pihak, terutama Kapolri.
“Terima kasih Pak Kapolri seluruh bantuannya, terima
kasih, beliau berbaik hati,” ungkapnya disambut haru para hadirin.
Ia
juga menegaskan bahwa pesantren tidak mengharap apa pun selain keutuhan bangsa
dan negara.
“Kami di sini hanya menitipkan bangsa dan negara saja, tidak lebih
dari itu,” ucapnya, menggetarkan suasana malam haul yang penuh kehangatan.
Kehadiran
Kapolri dalam puncak haul ini juga menjadi pengingat bahwa kolaborasi ulama dan
umara (pemimpin) adalah kunci dalam menjaga stabilitas dan harmoni sosial.
Pesantren
menjadi mitra strategis negara dalam membina umat dan menangkal berbagai bentuk
radikalisme serta disintegrasi moral.
Dengan
mengusung semangat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah
insaniyah, haul Pondok Buntet Pesantren 2025 bukan hanya menjadi refleksi masa
lalu, tetapi juga proyeksi masa depan, tentang bagaimana pesantren tetap
relevan, adaptif, dan menjadi pusat pencerahan di tengah perubahan zaman.