Polres Sanggau - Menyambut
peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, RRI Entikong menggelar
Dialog Luar Studio bertajuk "Perspektif Merdeka dari Batas Negeri",
Rabu (13/8/2025). Acara yang berlangsung di Kantor Camat Entikong ini
menghadirkan sejumlah tokoh penting, mulai dari unsur TNI, Polri, pemerintahan
kecamatan, hingga perwakilan tokoh masyarakat.
Dialog interaktif yang disiarkan
langsung tersebut dihadiri Dansatgas Pamtas RI–MLY Yon Arhanud I Kostrad Letkol
Arh Andy Qomarudin, Kapolsek Entikong AKP Donny Sembiring, Camat Entikong
Yulianus Eka Suhendra, serta tokoh masyarakat perbatasan Joko Witono. Hadir
pula presenter RRI, Fransiskus Albet, yang memandu jalannya acara.
Dansatgas Pamtas Letkol Arh Andy
Qomarudin menuturkan bahwa kecintaan masyarakat Entikong terhadap Indonesia
sangatlah besar. Hal itu terlihat dari antusiasme warga dalam memasang bendera
Merah Putih di rumah, kantor, hingga kendaraan menjelang perayaan kemerdekaan.
Menurutnya, hal ini bukan sekadar tradisi, melainkan wujud nyata rasa bangga
dan cinta tanah air.
“Selain itu, kebersamaan TNI
dengan masyarakat juga terlihat dari kegiatan gotong royong dan kerja bakti
yang digelar untuk memeriahkan HUT ke-80 RI. Antusiasme warga di sini sungguh
luar biasa,” ujarnya.
Sementara Kapolsek Entikong AKP
Donny Sembiring menegaskan bahwa kondisi keamanan di wilayah perbatasan saat
ini tergolong kondusif dan terkendali.
Ia mengapresiasi peran aktif
masyarakat dalam menjaga situasi kamtibmas di lingkungan masing-masing, bahkan
mampu menyelesaikan persoalan kecil melalui jalur musyawarah desa.
“Keamanan dan ketertiban di
Entikong terjaga berkat sinergi antara pengurus adat, aparat desa,
Bhabinkamtibmas, dan Babinsa. Kami berharap semangat ini terus dipertahankan,
demi mendukung pembangunan yang menjadi cita-cita para pejuang kemerdekaan,”
tegasnya.
Kapolsek Entikong juga
menambahkan, kemerdekaan dalam konteks keamanan berarti masyarakat bebas
beraktivitas tanpa rasa takut.
“Masyarakat Entikong sudah bisa
dikatakan merdeka secara keamanan. Mereka dapat berusaha, beraktivitas, dan
berinteraksi sosial tanpa hambatan berarti,” ujar AKP Donny Sembiring.
Dari sisi pemerintahan, Camat
Entikong Yulianus Eka Suhendra menyoroti pentingnya peningkatan kualitas
pelayanan publik di wilayah perbatasan. Menurutnya, pelayanan administrasi,
kesehatan, pendidikan, hingga infrastruktur menjadi faktor utama dalam mencerminkan
kemerdekaan yang sesungguhnya bagi masyarakat.
“Kami berupaya memaksimalkan
pelayanan dengan fasilitas yang ada. Semua pelayanan publik di kantor camat
bebas dari pungutan liar, sesuai SOP yang berlaku,” tegas Yulianus.
Ia juga menekankan bahwa
pelayanan kesehatan hingga tingkat desa terus diperkuat, termasuk upaya
menghadirkan ambulans desa yang siap beroperasi.
Tokoh masyarakat perbatasan, Joko
Witono, memaknai kemerdekaan sebagai kebebasan untuk berpendapat, menentukan
nasib, dan beribadah tanpa tekanan. Namun, ia menilai masih ada pekerjaan rumah
besar, terutama penyelesaian pembangunan jalan paralel perbatasan yang hingga
kini belum sepenuhnya terkoneksi.
“Jalan ini sangat penting untuk
akses ekonomi dan distribusi hasil pertanian warga pedalaman. Kami berharap
pemerintah menuntaskan pembangunan ini, walaupun secara bertahap,” ujarnya.
Joko menegaskan, meski ada
keterbatasan infrastruktur, masyarakat perbatasan tetap setia bersama
Indonesia. Menurutnya, kecintaan itu lahir dari rasa memiliki dan keyakinan
bahwa negara hadir bagi mereka. Acara dialog ini juga menjadi
wadah untuk mempererat sinergi antar-stakeholder di wilayah perbatasan.
Dengan melibatkan TNI, Polri, Pemerintah
Kecamatan, tokoh masyarakat, serta media publik, diharapkan semangat
kemerdekaan dapat diimplementasikan dalam bentuk kerja sama nyata.
Dialog ini tidak hanya menjadi
refleksi perjalanan 80 tahun kemerdekaan, tetapi juga momentum untuk menguatkan
persatuan, mendorong kemandirian, dan memperkokoh rasa nasionalisme di wilayah
perbatasan.
Dengan
semangat tersebut, Entikong membuktikan bahwa jarak dari ibu kota bukanlah
penghalang untuk merayakan kemerdekaan. Justru dari batas negeri inilah gema
persatuan dan cinta tanah air terus digaungkan. (Dny Ard / Hms Res Sgu)