Jakarta.
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo mengajak seluruh elemen
masyarakat untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan di tengah dinamika yang
ada. Hal itu disampaikan dalam sambutan saat menghadiri acara doa bersama dan
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya.
Doa bersama
dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini dihadiri oleh 6.316 undangan. Dalam
acara tersebut turut hadir, jajaran PJU Mabes Polri, PJU TNI, PJU Polda, tokoh
agama dan masyarakat, komunitas ojek online, Kokam Muhammadiyah, Senkom, Banser
NU, buruh, Laskar Merah Putih, hingga Forkopimda DKI Jakarta.
Acara ini
diisi dengan ceramah oleh Ustadz Adi Hidayat, L.c., M.A., Ph.D dan Dr. (H.C)
K.H. Zulfa Mustofa yang sekaligus menutup ceramahnya dengan doa bersama.
Tak hanya
itu, Jenderal Sigit pun memberikan santunan kepada 400 anak yatim, yang
diwakili oleh 8 orang anak yatim dalam penyerahann secara simbolis.
Dalam
sambutannya, Jenderal Sigit menjelaskan bahwa bangsa Indonesia pernah ada di masa
penjajahan, di mana masyarakatnya dipecah belah. Namun, dengan semangat
perjuangan, kemerdekaan bisa diraih dan bangsa ini menjadi satu kesatuan.
“Tentunya
kita semua menyadari bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat besar.
Oleh karena itu, tentunya menjadi tugas kita bersama untuk menjaga agar
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, bangsa, adat istiadat,
ini menjadi satu kekuatan yang terus bersatu untuk bersama-sama menjaga dan
terus merawat negara kesatuan kita yang tercinta, Republik Indonesia,” ujar
Kapolri, Minggu (7/9/25).
Menurut
Kapolri, merawat kemerdekaan yang sudah diraih adalah tugas bersama. Dengan
begitu, Indonesia benar-benar menjadi negara merdeka, berdaulat, dan negara
yang rakyatnya bisa sejahtera.
“Dan ini
tentunya adalah tugas kita bersama. Dan kunci dari semua itu adalah manakala
kita bisa menyatukan semua kekuatan, keberagaman yang ada, seluruhnya bersatu
untuk membangun Indonesia yang kita cintai,” ungkap Kapolri.
Jenderal
Sigit tak memungkiri bahwa saat ini adalah masa-masa krusial bangsa Indonesia
di mana akan ada bonus demografi. Jika ini dimanfaatkan, maka Indonesia akan
semakin dekat untuk menjadi negara maju.
“Karena
kita lengah, kita disusupi, kita dipecah, akhirnya kita gagal menjadi negara maju.
Tentunya itu adalah pilihan kita bersama,” jelas Kapolri.
Lebih
lanjut Jenderal Sigit menyampaikan, dalam proses menjadi negara maju ini,
masyarakat tidak boleh mudah terprovokasi. Meskipun keberagaman yang dimiliki
Indonesia sangat banyak, namun persatuan dan kesatuan adalah yang utama.
Disampaikan
Kapolri, Polri akan selalu berkomitmen di garda terdepan menjaga persatuan dan
kesatuan serta kondusifitas di masyarakat. Sebab, dengan persatuan dan
kesatuan, pembangunan di Indonesia bisa dilaksanakan.
“Dengan
situasi kamtibmas yang kondusif, maka pertumbuhan ekonomi bisa dilaksanakan.
Pemerintah bisa melaksanakan tugasnya dengan baik, dan tentunya ini menjadi
cita-cita kita bersama untuk bersama-sama membawa negeri ini, membawa rakyat
ini, membawa bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik, bangsa yang unggul, dan
bangsa yang besar,” tutur Kapolri.