» » » Pemangku Kepentingan di Entikong Sepakat Tindak Tegas Penambangan Emas Ilegal

Pemangku Kepentingan di Entikong Sepakat Tindak Tegas Penambangan Emas Ilegal

Penulis By on Rabu, 01 Oktober 2025 | No comments


Polres Sanggau - Pemerintah Kecamatan Entikong bersama aparat penegak hukum dan unsur masyarakat menggelar rapat koordinasi terkait perkembangan permasalahan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Pertemuan tersebut berlangsung pada Rabu (1/10/2025) pagi di Aula Balai Ngudung, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau.

Kegiatan ini dihadiri Camat Entikong Yulius Eka Suhendra, S.Sos, Kapolsek Entikong AKP Donny Sembiring, S.H, perwakilan Kacabjari Entikong Revangga Prastiyo, S.H, serta perwakilan Danramil Entikong Serka Niman. Hadir pula sejumlah kepala desa dari wilayah Entikong, ketua BPD, dan tamu undangan.

Dalam pertemuan tersebut, Camat Entikong menegaskan bahwa aktivitas PETI di wilayah perbatasan terus menjadi sorotan publik, terutama melalui pemberitaan di media sosial. Ia meminta para kepala desa untuk tidak jenuh memberikan imbauan kepada masyarakat mengenai bahaya dan dampak buruk dari penambangan emas tanpa izin.

Sementara itu, Kapolsek Entikong AKP Donny Sembiring menegaskan pihak kepolisian tidak akan segan mengambil langkah hukum.

“Apabila ada pelaku yang sudah diingatkan tetapi tetap membandel, kami akan melakukan tindakan tegas sesuai aturan yang berlaku,” ujarnya.

Sejalan dengan itu, Danramil Entikong yang diwakili Serka Niman meminta para kepala desa untuk terus mengedepankan pendekatan persuasif. Menurutnya, edukasi langsung kepada warga diharapkan bisa meminimalisasi praktik penambangan ilegal sebelum berkembang lebih jauh.

Dari sisi penegakan hukum, Kacabjari Entikong yang diwakili Revangga Prastiyo menambahkan bahwa upaya imbauan harus diiringi dengan solusi konkret.

“Kita perlu memberi alternatif atau jalan keluar agar masyarakat tidak merasa terdesak dan tetap mencari celah untuk bekerja di tambang ilegal,” tegasnya.


Kepala Desa Semanget, Paulus Kipa, mengakui bahwa faktor ekonomi menjadi pendorong utama masyarakat terlibat PETI. Harga emas yang tinggi membuat aktivitas ini sangat menggoda. Namun, ia menekankan pentingnya kepala desa berperan aktif memberikan peringatan keras, bahkan mendukung langkah hukum bila imbauan tidak diindahkan.

Diskusi yang berlangsung sekitar dua jam itu menghasilkan kesepakatan bersama. Para pihak berkomitmen memperkuat sinergi dalam mengatasi PETI, baik melalui langkah pencegahan maupun penindakan. Pendekatan persuasif tetap diutamakan, namun tindakan hukum akan diambil bila aktivitas ilegal tetap berlangsung.

Menjelang siang, rapat resmi ditutup dengan suasana kondusif. Seluruh peserta menyatakan satu suara untuk menjaga wilayah Entikong tetap aman dan terbebas dari praktik PETI yang merusak lingkungan dan melanggar hukum.

Kesepakatan bersama ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam penanganan PETI di perbatasan. Dengan sinergi aparat, pemerintah desa, dan masyarakat, praktik penambangan emas ilegal diyakini dapat ditekan secara signifikan.

Kapolsek Entikong, AKP Donny Sembiring, menambahkan bahwa penindakan terhadap PETI bukan hanya upaya menjaga keamanan, tetapi juga melindungi generasi mendatang dari kerusakan lingkungan yang tidak dapat diperbaiki.

Menurutnya, dampak PETI tidak hanya sebatas pada kerugian negara, melainkan juga ancaman serius terhadap ekosistem dan kehidupan masyarakat sekitar.

Ia menegaskan kembali bahwa kepolisian akan terus berkoordinasi dengan pemerintah desa dan masyarakat untuk melakukan langkah-langkah preventif. Namun, jika ada pelaku yang tetap nekat melakukan aktivitas PETI, aparat kepolisian tidak akan ragu bertindak tegas sesuai hukum.

“Kita ingin Entikong aman, lingkungan terjaga, dan masyarakat bisa hidup lebih baik tanpa bergantung pada aktivitas ilegal,” pungkas AKP Donny Sembiring. (Dny Ard / Hms Res Sgu)
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya