Jakarta
- Polri mengerahkan kekuatan pasukan dalam skala besar sebagai respons cepat
terhadap penanganan bencana alam di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Langkah ini merupakan bagian dari percepatan dukungan strategis, perluasan area
evakuasi, serta penambahan sumber daya identifikasi korban dan pemulihan
psikologis masyarakat terdampak.
Wakapolri
Komjen Pol. Prof. Dr. Dedi Prasetyo, S.H., M.Hum., M.Si., M.M., menegaskan
bahwa operasi kemanusiaan ini menuntut disiplin, kesigapan, dan koordinasi
lintas fungsi.
“Setiap
personel harus memahami tugas dan tanggung jawabnya. Ini operasi kemanusiaan,
maka harus dilakukan secara cepat, sinergis, dan gotong royong di semua lini,”
ujarnya.
Wakapolri
juga menyampaikan bahwa percepatan pengiriman pasukan serta logistik akan terus
dilakukan secara adaptif sesuai perkembangan situasi lapangan.
Total
497 personel diberangkatkan, terdiri dari 300 Brimob, 100 Sabhara, 26 operator
K9 bersama 7 ekor anjing pelacak, 27 personel DVI, 20 tim trauma healing, 15
personel Inafis (masing-masing 5 disebar ke Sumut, Sumbar, dan Aceh pada
gelombang berikutnya), serta 9 personel humas.
Penugasan
komando lapangan ditetapkan melalui penempatan Kombes Pol. Monang untuk sektor
Sumatera Utara, AKBP Hendrick Situmorang untuk sektor Sumatera Barat, dan
Kombes Pol. Aditya sebagai unsur cadangan strategi bila terjadi eskalasi.
Sementara itu unsur pengendali Baharkam juga diperkuat dengan penempatan KBP
Gattot Aris Purbaya di Sumut, KBP Gun Heriadi di Aceh, dan KBP Slamet Hernawan
di Sumbar.
Pemberangkatan
pasukan dilakukan melalui Terminal APK Bandara Soekarno–Hatta pada pukul 14.00
WIB. Rute penggelaran personel terbagi menjadi tiga sektor utama, yaitu Brimob
100 personel menuju Kuala Namu kemudian diarahkan ke Sibolga, Sabhara 100
personel juga melalui Kuala Namu dengan penugasan lanjutan menuju Silangit, dan
Brimob 100 personel lainnya dialihkan menuju Sumatera Barat melalui Bandara
Minangkabau dengan pengaturan teknis oleh Karoops.
Sisa
100 Brimob ditempatkan sebagai pasukan rotasi dan cadangan untuk penguatan
lanjutan tiga wilayah tersebut. Setelah tiba, pasukan di Silangit diproyeksikan
bergerak meliputi Tapanuli Utara (dua unit) serta Tapanuli Selatan (tiga unit),
sedangkan pasukan yang masuk melalui Sibolga akan mengarah ke Tapanuli Tengah
sebagai sektor prioritas.
Penguatan
logistik dalam operasi ini berasal dari Polda Jawa Barat, Polda Banten, dan
Polda Metro Jaya, dilengkapi tambahan terbaru berupa 600 dus makanan siap saji
serta penguatan tenda lapangan, alat kesehatan, thermal gear, dan perlengkapan
portable lainnya yang sedang dalam proses manifesting.
Kabag
Penum Divhumas Polri Kombes Pol. Erdi A. Chaniago menyampaikan bahwa seluruh
pendistribusian logistik dilakukan secara berlapis untuk memastikan efektivitas
penyaluran.
“Seluruh
logistik diperiksa satu per satu sebelum diberangkatkan. Kami memastikan
distribusi dilakukan berkelanjutan agar seluruh daerah terdampak menerima
dukungan yang memadai,” tegasnya.
Ia
melanjutkan bahwa percepatan aliran logistik menjadi prioritas utama guna
memastikan bantuan dapat menjangkau wilayah yang sulit dilalui.
“Tujuannya
jelas—mempercepat penanganan, menembus wilayah terisolir, dan memastikan
bantuan benar-benar sampai ke masyarakat,” tambahnya.
Dengan
pengerahan ini, Polri menegaskan kesiapan penuh untuk memperluas operasi
kemanusiaan, mempercepat proses evakuasi, serta meningkatkan dukungan logistik
bagi wilayah terdampak.
Polri
juga menyampaikan bahwa perkembangan operasi akan dirilis secara rutin agar
masyarakat menerima informasi secara cepat, akurat, dan dapat dipercaya.


