Generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus
pengasuh Pondok Pesantren Anuriah Kaliwining, Ubaidilah Amin, mengajak seluruh
generasi muda Indonesia untuk terus menjaga etika dan nilai-nilai keislaman
dalam menyampaikan pendapat di ruang publik.
Menurutnya, meskipun Indonesia
menjamin kebebasan berpendapat sebagai negara demokrasi, penyampaian aspirasi
harus tetap berlandaskan budaya dan akhlak mulia.
“Kita hidup di negara demokrasi. Kebebasan
berpendapat dilindungi oleh undang-undang. Akan tetapi, sudah sewajarnya
disampaikan dengan kalimat, kata, maupun perilaku yang sesuai dengan budaya
Nahdliyin kita, menjunjung tinggi akhlakul karimah,” ujar Ubaidilah, Selasa
(13/5).
Ia mengutip Al-Qur'an untuk menegaskan pentingnya
menyampaikan pendapat dengan cara yang santun dan penuh hikmah.
“Sebagaimana agama kami mengajarkan dalam
Al-Qur’an: Ud'u ila sabili rabbika bil hikmah wal mau'idlatil hasanah - ajaklah
mereka ke jalan Tuhan dengan hikmah dan nasihat yang baik,” tambahnya.
Ubaidilah menilai, penyampaian aspirasi secara
santun justru akan memperkuat posisi masyarakat dalam memperjuangkan demokrasi
yang beradab.
“Saya yakin, dengan seperti itu masyarakat luas
akan semakin menghargai kita sebagai negara demokrasi yang berakhlakul karimah,”
tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar generasi muda tidak
terpengaruh budaya luar yang cenderung bebas tanpa batas dan mengesampingkan
norma.
“Kita jangan ikut-ikut dengan budaya asing yang
menyampaikan pendapat dengan sesuka hati. Kita punya norma,” pesan Ubaidilah.
Di akhir penyampaiannya, Ubaidilah mendoakan agar
generasi muda tetap diberi petunjuk dalam setiap langkah perjuangannya.
“Wallahul
muwaffiq ila aqwamit thariq. Semoga Allah membimbing kita di jalan yang lurus,”
tutupnya.