Polres Sanggau - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali
melanda wilayah Kabupaten Sanggau. Kali ini, api melahap area seluas kurang
lebih 7 hektare di RT 12, Dusun Piasak, Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir,
pada Jumat (1/8/2025) siang. Lokasi titik api berada tak jauh dari akses
Jembatan Tayan, dengan kondisi medan sebagian berupa lahan gambut yang
mempersulit proses pemadaman.
Kejadian ini pertama kali diketahui oleh Ketua RT setempat yang melihat
asap mengepul dari sekitar parit di wilayah Dusun Piasak. Api dengan cepat
menyebar ke area lain yang diduga terdiri dari campuran semak belukar dan
pepohonan kering. Musim kemarau, kondisi hutan yang mengering, serta hembusan
angin mempercepat perambatan api ke berbagai titik.
Tim gabungan terdiri dari sekitar 150 personel diterjunkan untuk
menangani kebakaran ini. Mereka berasal dari berbagai unsur, yakni Polsek Tayan
Hilir, Koramil 1204-07, KPH Sanggau Barat, tim Emergency Response Group (ERG)
dari perusahaan setempat, Dinas Pemadam Kebakaran dari berbagai kecamatan,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sanggau, serta masyarakat sekitar.
Proses pemadaman berlangsung cukup dramatis, mengingat sulitnya akses
menuju titik api yang berada di kedalaman hutan.
Meski demikian, upaya tak mengenal lelah terus dilakukan hingga
menjelang malam hari. Puluhan unit kendaraan dan peralatan pemadam dikerahkan,
termasuk mobil damkar, mesin pompa air (Robin), serta peralatan manual lainnya.
“Lahan yang terbakar diduga adalah lahan kosong yang berada cukup dekat
dengan pemukiman. Jika tidak segera dikendalikan, api bisa menjalar lebih luas
dan membahayakan infrastruktur maupun permukiman warga,” kata Kabag Ops Polres
Sanggau, AKP PSC Kusuma Wibawa, S.H., M.A.P.
Menurutnya, saat ini tim masih fokus melakukan pemadaman dan pendinginan
titik api, meskipun sejumlah kendala menghadang. Salah satunya adalah
keterbatasan alat, terutama selang pemadam yang tidak dapat menjangkau titik
terdalam hutan serta kekurangan sumber air.
Ia menjelaskan bahwa pihak kepolisian juga tengah melakukan penyelidikan
untuk mengungkap penyebab pasti kebakaran.
“Kami telah mengerahkan personel untuk melakukan lidik dan pulbaket di
lokasi. Koordinasi juga terus dilakukan dengan BPBD serta instansi terkait agar
penanganan bisa dilakukan secara terpadu,” tegas AKP Kusuma Wibawa.
Sejauh ini, sebagian titik api berhasil dikendalikan. Namun, api masih
menyala di beberapa bagian, terutama di lahan gambut yang rawan terbakar ulang.
Upaya pembasahan terus dilakukan secara bergantian oleh tim lapangan agar bara
api tidak kembali menyala setelah ditinggal.
Kondisi lahan yang terbakar tergolong rawan karena vegetasinya yang
mudah terbakar dan struktur tanah gambut yang menyimpan bara di bawah
permukaan. Ini menyebabkan api sulit dipadamkan secara tuntas meskipun tampak
telah padam di permukaan.
BPBD Sanggau telah menerjunkan personel tambahan serta menyiagakan
peralatan cadangan untuk memperkuat tim di lokasi. Sementara itu, pemerintah
kecamatan dan desa juga turut aktif dalam memberikan bantuan logistik serta
dukungan tenaga masyarakat setempat.
AKP Kusuma Wibawa mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan
cara membakar, apalagi saat musim kemarau seperti saat ini. Ia menegaskan bahwa
pelaku pembakaran hutan dan lahan akan dikenakan sanksi hukum sesuai
perundang-undangan yang berlaku.
“Jangan ada pembakaran lahan secara sembarangan. Ini bukan hanya
membahayakan lingkungan, tapi juga mengganggu kesehatan masyarakat dan
berpotensi menimbulkan bencana yang lebih besar,” tambahnya.
Pihak Polres Sanggau juga menyatakan akan terus meningkatkan patroli
serta deteksi dini terhadap potensi karhutla, khususnya di wilayah-wilayah
rawan Karhutla.
Kebakaran ini menjadi peringatan serius bahwa potensi karhutla di
Sanggau masih tinggi, terutama saat puncak musim kemarau. Sinergi lintas sektor
dan kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam mencegah bencana serupa
terjadi kembali.
Untuk sementara, proses
pemadaman dan pemantauan titik api masih terus berlangsung. Pemerintah daerah
dan tim gabungan berharap dalam waktu dekat api dapat dikendalikan sepenuhnya
dan dilakukan upaya pemulihan terhadap area terdampak. (Dny Ard / Hms Res Sgu)