SMA Kemala
Taruna Bhayangkara (KTB) terus menunjukkan ambisinya menjadi sekolah menengah
berstandar global yang tidak hanya menekankan akademik, tetapi juga pembentukan
karakter dan kepemimpinan. Konsep besar sekolah ini ditegaskan langsung oleh
Brigjen Pol Bhudi Herdi Susianto, S.H., S.I.K., M.Si., yang memaparkan bahwa
SMA KTB dirancang sebagai leadership incubator bagi calon pemimpin masa depan
Indonesia.
“SMA Kemala
Taruna Bhayangkara ini kami rancang sebagai leadership incubator, tempat
melahirkan pemimpin masa depan. Jadi bukan hanya akademik, tetapi karakter juga
sangat penting,” ujarnya.
Untuk
mencapai tujuan itu, SMA KTB menanamkan 12 nilai kebhayangkaraan (Brata
Dedikasi Sejati) yang menjadi fondasi pembentukan karakter siswa: beriman dan
bertakwa, cinta tanah air, demokratis, disiplin, kerja keras, profesional,
sederhana, empati, jujur, adil, teladan, dan integritas. Nilai-nilai tersebut
tidak hanya diajarkan, tetapi benar-benar diintegrasikan dalam seluruh kegiatan
sekolah.
“Harapannya,
mereka bisa bersaing di tingkat dunia tapi tetap punya rasa cinta tanah air dan
kembali membangun Indonesia,” jelas Brigjen Bhudi Herdi.
Untuk
mendampingi perkembangan para siswa, mentor dipilih dari perwira muda Polri
yang memiliki kedekatan generasi dengan para pelajar. Banyak di antara mentor
tersebut adalah lulusan sekolah unggulan, bahkan penerima beasiswa LPDP,
sehingga mampu berdiskusi dengan siswa mengenai peluang studi di luar negeri. “Satu
mentor maksimal membina 15 siswa agar dekat dan memahami masalah
masing-masing,” tambahnya.
Desain
lingkungan belajar SMA KTB juga dirancang secara matang, termasuk tata letak
ruang yang memiliki filosofi tersendiri. “Rasio luas ruang dan jumlah siswa
dihitung, tata letaknya punya filosofi — misalnya perpustakaan diletakkan di
antara asrama dan kelas supaya selalu dilewati dan memotivasi anak untuk
membaca,” ungkapnya. Semua ini dilakukan demi memaksimalkan ekosistem belajar.
SMA KTB
juga berkomitmen mencari “mutiara-mutiara Indonesia” dari seluruh pelosok tanah
air. Pada tahap awal, sekolah memberi ruang agar ada representasi dari berbagai
daerah, termasuk Papua. Namun pada seleksi pusat, semua dinilai secara objektif
tanpa toleransi apa pun. “Di tahap pusat semua murni nilai,” tegasnya.
Meski
program baru berjalan sekitar 3–4 bulan, prestasi internasional siswa SMA KTB
sudah mulai terlihat. Mereka meraih hasil gemilang di ajang Model United
Nations (Thailand) serta American Mathematics Olympiad, di mana dari 18 siswa
yang dikirim, 12 berhasil membawa pulang medali termasuk medali emas. Para siswa
bahkan diundang kembali untuk bertanding di Singapura.
Dengan
visi yang kuat, pembinaan karakter yang terukur, serta pencapaian internasional
yang mulai bermunculan, SMA Kemala Taruna Bhayangkara semakin mengukuhkan
posisinya sebagai sekolah inovatif yang menyiapkan pemimpin masa depan
Indonesia dengan standar global.


